Kata kunci: Larva zoea, Scylla serrata, pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidupĪnil, M. Sebaliknya untuk larva yang diberi pakan selama masa pemeliharaan mampu bertahan hingga mencapai tujuh hari. serrata yang tidak diberi pakan dapat bertahan mencapai tiga hari. Pertumbuhan yang diamati selama masa pemeliharaan hari pertama sampai hari keenam, menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada hari keempat sampai hari keenam. Perkembangan zoea I berkisar antara hari 0 sampai dengan hari 4 selanjutnya zoea II antara hari kelima sampai hari ketujuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ciri morfologi pembeda antara tahap zoea I dan zoea II adalah mata. Pakan yang diberikan berupa rotifer (Branchionus plicatilis) dan artemia pada hari kelima dan ketiga. serrata selama pemeliharaan diberi pakan satu kali sehari. Seluruh proses pemeliharaan digunakan air steril dengan menggunakan wadah berupa akuarium sebanyak dua buah. Selain itu, kualitas larva juga bergantung kepada kondisi fisiologis larva dan berkaitan dengan rata-rata pertumbuhan dan sintasan selama beberapa tahapan larva (Racotta et al., 2003). Bray et al., (1990b) bahwa panjang zoea dapat digunakan sebagai suatu indeks kualitas larva. Ketersediaan induk yang matang telur secara berkesinambungan akan sangat mendukung usaha pembenihan kepiting bakau dalam menghasilkan larva dengan kualitas yang baik. Otherwise, larvae that were fed on everyday hold seven days out. The survival rate of Scylla serrata larvae without food holds three days out. Observation of growth for six days indicate an increasing significantly on the fourth to sixth days. Development of zoea I range about 0 (zero) to fourth days and zoea II about fifth to seventh days. The results showed that the eye was a distinguishing characteristic between zoea I and zoea II. It was fed by rotifer ( Branchionus plicatilis) and Artemia sp on the third and fifth days. Two aquariums and sterilized water were used in all rearing process and larvae of Scylla serrata fed once a day. The mortality in all development stages was due to the high sensitivity of larvae for the environment changes.
Larval quality is dependent on the physiology condition related to the growth and survival rate of several larval development stages (Racotta et al., 2003).
Bray et al., (1990b) proposed that zoea length can be used as an index of larval quality. The availability of female adult mature will continuously support mud crab hatchery to produce the best quality of larvae.